Selasa, 17 Januari 2012

Makkiyyah dan Madaniyyah


2.1. Pengertian Makkiyyah dan Madaniyyah
            Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah adalah suatu hal yang harus diperhatikan benar-benar dalam mendalami ilmu al-qur’an, karena dengan mengetahuinya kita dapat mengetahui marhalah-marhalah dakwah Islamiyah dan dapat pula kita mengetahui uslub-uslub Makkiyah dan Madaniyyah dalam menghadapi orang mukmin, orang musyrikin dan ahli kitab. Ada empat sudut pandang dalam mendefinisikan terminologi Makkiyah dan Madaniyyah. Keempat sudut pandang itu  adalah :
1.      Segi tertib masa turun (tertib zamany ),
2.      Segi tempat turun  (tahdid makany ),
3.      Segi objek pembicaraan (ta’yin syakhsyi), dan
4.      Segi tema pembicaraan (maudlu’iy).
Dari perspektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua terminology diatas sebagai berikut :
المكي : ما نزل قبل الهجرة وان كان بغير مكة.
والمدني : ما نزل بعد الهجرة وان كان بغير مدينة.  فمانزل بعد الهجرة ولو بمكة او عرفة مد ني
Artinya :
            “makkiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di mekah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut madaniyyah walaupun turun di mekah atau arafah.”


Dengan dmikian, surat an-nisaa : 58 :
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.
Dengan demikian,surat An-nisa [4]:58  termasuk katagori  madaniyyah  kendatipun  turun di mekah, yaitu pada peristiwa terbukanya kota Mekah (Fath Makkah). Begitu pula, surat Al-Maidah [5]:3 termasuk kategori Madaniyyah kendatipun tidak di turunkan di Madinah karena ayat itu di turunkan pada peristiwa haji wada.    
Dari perspektif tempat  turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut :
مانزل بمكة وماجا ورها كمن وعرفة وحديبية .
والمد ني : مانزل بالمدينة وماجاورها كأحد وقباء وسلع
Artinya :
“Makiyyah ialah ayat-ayat yang turun di Mekkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah, sedangkan Madaniyyah ialah ayat-ayat yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba’, dan Sul’a.”
            Terdapat celah  kelemahan dari pendefinisian di atas sebab terdapat ayat-ayat tertentu, yang tidak di turunkan di mekah dan madinah.Misalnya surat At-taubah [9]:42 diturunkan di tubak, surat Az-Zukhruf[43]:45 diturunkan di tengah perjalalnan antara Mekah dan Madinah. Kedua ayat tersebut , jika melihat definisi kedua, tidak dapat dikategorikan ke dalam Makiyyah da Madaniyyah.  
Dari perspektif objek pembicaraan, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut :
المكي : ماكان خطابا لأهل مكة. والمد ني : ماكان خطابا لأهل المدينة
Artinya :
“Makiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang meajadi khitab bagi orang-orang Madinah.”
2.2. Ciri-Ciri Surat Makkiyyah Dan Madaniyyah
*     Ciri-ciri surat Makiyyah :
1.         Di dalamnya  terdapat surat sajdah
2.         Di dalamnya terdapat lafadz ”kalla”
3.         Di mulai dengan ungkapan “yaa ayyuhannas” kecuali surat Al-haj
4.         Terdapat kisah nabi-nabi dan umat-umat yang telah lalu kecuali surat Al-baqarah
5.         Ayat-ayatnya pendek-pendek, surat-suratnya pendek-pendek, nada perkataannya keras dan agak bersajak.
6.         Mengandung seruan kepada pokok-pokok iman kepada Allah, hari akhir, dan menggambarkan keadaan surga dan neraka
7.         Menyeru manusia kepada  berakhlak mulia dan istiqamah di atas jalan kebaikan.
8.         Mendebat orang-orang musyrikin dan menerangkan kesalahan-kesalahan pendirian mereka
9.         Banyak terdapat lafadz sumpah
10.     Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf yang terpotong-potong (at-tahajji) kecuali surat al-baqarah dan al-imran.

*     Ciri-ciri surat Madaniyyah
1.      Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had
2.      Mengndung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-Ankabut
3.      Mengandung uraian  tentang perdebatan dengan  Ahli Kitabin
4.      Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan rumah tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidupan social, aturan-aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serta persoalan -persoalan pembentukan hukum syara
5.      Mengkhitabi ahli kitab Yahudi dan Nasrani dan mengjaknya masuk Islam, juga menguraikan perbuatan mereka yang telah menyimpangkan kitab Allah dan menjauhi kebenaran serta perselisihannya setelah datang kebenaran
6.      Mengungkap langkah-langkah orang-orang munafik
7.      Surat dan sebagian ayat-ayatnya panjang-panjang serta menjelaskan hukum dengan terang menggunakan ushlub yang terang pula.
8.      Menjelaskan keterangan –keterangan dan dalil yang menunjukkan kepada hakikat-hakikat keagamaaan.
          
2.3. Surat-Surat Makkiyah Dan Madaniyyah Dalam Setiap Periode

A.    Surat pada masa periode mekkah I                   
No
Nama Surat
No
Nama Surat
No
Nama Surat
No
Nama Surat
1
Al-‘Alaq
13
Al-Qadar
25
Al-Infithar
37
Al-Haqqah
2
Al-Mudatstsir
14
Ath-Thariq
26
At-Takwir
38
Adz-Dzariyat
3
Al-Lahab
15
As-Syams
27
An-Najm
39
Ath-Thur
4
Al-Kautsar
16
‘Abasa
28
Al-Insyiqaq
40
Al-Waqi’ah
5
Al-Humazah
17
Al-Qalam
29
Al-‘Adiyah
41
Al-Ma’arij
6
Al-Ma’un
18
Al-A’la
30
Al-‘Adiyah
42
Ar-Rahman
7
At-Takatsur
19
At-Thin
31
Al-Mursalat
43
Al-Ikhlas
8
Al-Fil
20
Al-‘Ashr
32
An-Naba
44
Al-Kafirun
9
Al-Lail
21
Al-Buruj
33
Al-Ghasyiyah
45
Al-Falaq
10
Al-Balad
22
Al-Muzammil
34
Al-Fajr
46
An-Nas
11
Al-Insyirah
23
Al-Qari’ah
35
Al-Qiyamah
47
Al-Fatihah
12
Ad-Dhuha
24
Al-Zalzalah
36
Al-Muthaffifin
48












B.     Surat pada masa periode mekkah II
No
Nama Surat
No
Nama Surat
No
Nama Surat
No
Nama Surat
1
Al-Qamar
7
Thaha
12
Yaa Siin
17
Al-Anbiya
2
Ash-Shaffat
8
Asy-Syura
13
Az-Zukhruf
18
Al-Furqan
3
Nuh
9
Al-Hijr
14
Al-Jin
19
Al-Isra
4
Al-Insan
10
Marayam
15
Al-Mulk
20
An-Naml
5
Ad-Dukhan
11
Shad
16
Al-Mu’minun
21
Al-Kahfi
6
Qaf












C. Surat pada masa periode mekkah III
No
Nama Surat
No
Nama Surat
No
Nama Surat
No
Nama Surat
1
As-Sajdah
7
Ibrahim
12
Al-Ankabut
17
Fathir
2
Fushshilat
8
Yusuf
13
Luqman
18
Al-A’raf
3
Al-Jatsiyyah
9
Al-Mu’min
14
Ay-Syura
19
Al-Ahqaf
4
An-Nahl
10
Al-Qashshas
15
Yunus
20
Al-An’am
5
Ar-Rum
11
Az-Zumar
16
Saba
21
Ar-Ra’d
6
Hud






                  
D.    Surat pada masa periode madinah  
No
Nama Surat
No
Nama Surat
No
Nama Surat
No
Nama Surat
1
Al-Baqarah
7
Ali Imran
13
Al-Ahzab
19
At-Tahrim
2
Al-Bayinah
8
As-Shaf
14
Al-Munafiqun
20
Al-Mumtahanah
3
At-Taghabun
9
Al-Hadid
15
An-Nur
21
Al-Nashr
4
Al-Jumu’ah
10
An-Nisa
16
Al-Mujadalah
22
Al-Hujurat
5
Al-Anfal
11
At-Thalaq
17
Al-Hajj
23
Yunus
6
Muhammad
12
Al-Hasyr
18
Al-Fath
24
Al-Maidah
                
 
2.4. Urgensi Pengetahuan Tentang Makkiyyah Dan Madaniyyah
            An-Naisaburi, dalam kitabnya At-Tanbih ‘ala Fadhl ‘uluml Al-Quran, memandang subjek Makiyyah dan Madaniyyah sebagai ilmu Al-Quran yang paling utama. Sementara itu, Manna’ Al-Qaththan mencoba lebih jauh lagi dalam mendeskripsikan urgensi mengetahui  Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut:
1.      Membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an
     Pengetahuan tentang peristiwa –peristiwa di seputar turunnya Al-Quran tentu sangat membantu memahami  dan menafsirkan ayat –ayat Al-Quran, kendatipun ada teori yang mengatakan bahwa yang harus menjadi patokan adalah keumuman redaksi ayat dan bukan kekhususan sebagian. Dengan mengetahui kronologis Al-Quran  pula, seorang mufassir dapat memecahkan makna kontradiktif dalam dua ayat yang berbeda, yaitu dengan pemecahan konsep nasikh –mansukh yang hanya bisa diketahui melalui kronologi Al-Quran.
2.    Pedoman bagi Langkah-langkah Dakwah
Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan-ugkapan yang relevan. Unkapan-ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan orang yang diserunya. Oleh karena itu, dakwah Islam berhasil mengetuk hati dan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Disamping itu, setiap langkah –langkah dakwah memilki objek kajian dan metode-metode tertentu, seiring dengan perbedaan kondisi sosio-kultural manusia. Peiodisasi Makkiyyah dan Madaniyah telah memberikan contoh untuk itu.
3.    Memberi  Informasi tentang Sirah Kenabian
Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah nabi, baik di Mekah dan Madinah, dimulai sejak di turunkannya wahyu pertama sampai di turunkannya wahyu terakhir. Al-Quran adalah rujukan otenik bagi pejalanan dakwah Nabi itu. Informasinya tidak bisa diragukan lagi.

2.5. Pembagian Surat-Surat Makiyyah Dan Madaniyyah Ke dalam Marhalah
Surat-surat makkiyah dan madaniyyah masing-masing di bagi ke dalam tiga marhalah, diantaranya :
v  marhalah ibtidaiyah
v  marhalah mutawasithah
v  marhalah khitamiyah
diantara surat-surat yang disepakati oleh ahli sejarah dan ahli tafsir, bahwa surat-surat itu dari permulaan wahyu, atau surat-surat yang tergolong ke dalam surat-surat yang turun dalam marhalah ibtidaiyah, adalah :
  Al-‘alaq
  Al-muddatstsir
  Al-takwir
  Al-a’la
  Al-lail
  Al-insyirah
  Al-‘adiyat
  At-takaatsur
  An-najm
Diantara surat-surat yang turun dalam marhalah mutawasithah di mekah, adalah :
  Abasa
  At-tien
  Al-qari’ah
  Al-qiyamah
  Al-mursalat
  Al-balad
  Al-hijir
 Diantara surat-surat yang turun dalam marhalah khitamiyah di mekah, adalah :
  Ash-shaffat
  Az-zukhruf
  Ad-dukhan
  Adz-dzariyat
  Al-kahf
  Ibrahim
B  As-sajdah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar